News Citra Aceh

Arafat Ali Kembali Memimpin DPRK Aceh Utara




Aceh Utara, News Citra Aceh - Arafat Ali, pria kelahiran 5 Mei 1979, kembali dipercaya masyarakat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara untuk periode 2024-2029. Ia bukanlah nama baru dalam dunia politik dan perjuangan Aceh Utara, dengan pengalaman panjang dalam masa konflik hingga jalur politik.


Arafat Ali tumbuh dalam masa-masa penuh gejolak di Aceh dan terlibat dalam perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) antara 1999 hingga 2005. Ia dipercaya menjadi Komandan Regu Pasukan Siwah Agam, pasukan yang dikenal kuat dalam mempertahankan prinsip-prinsip perjuangan rakyat Aceh.


Setelah perjanjian damai di Helsinki, Finlandia, pada 2005, Arafat mengubah jalan hidupnya dengan mengambil langkah untuk mengubah jalan perjuangan melalui jalur politik. Ia mulai berkiprah sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan III, membawa aspirasi rakyat ke ruang legislatif.


Sebagai Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Ia tak segan membuka ruang dialog, mendengarkan keluhan dan aspirasi warga.


"Saya selalu berpegang pada prinsip untuk setia pada aspirasi rakyat," tutur Arafat tutur Arafat kepada Media ini, selasa, 3/9-2024


Kepercayaan Partai Aceh untuk kembali menunjuknya sebagai Ketua DPRK menunjukkan bahwa Arafat dianggap sebagai figur yang mampu mempertahankan stabilitas dan membawa perubahan positif. Di periode sebelumnya, ia banyak berkontribusi dalam program-program peningkatan kesejahteraan rakyat, dari sektor ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.


Arafat juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kerukunan antar warga, mengingat pengalaman pribadinya dengan dampak konflik masa lalu.


 "Aceh Utara punya potensi besar. Tantangan kita adalah bagaimana memanfaatkan potensi itu dengan adil dan merata," ujar Arafat.(Jf).


Dengan pengalaman, dedikasi, dan dukungan penuh dari masyarakat, Arafat Ali kini mengemban tanggung jawab besar untuk membawa Aceh Utara menuju masa depan yang lebih baik. Bagi masyarakat, ia adalah simbol harapan dan keyakinan bahwa suara rakyat akan selalu menjadi landasan kebijakan yang dibuat.

Lebih baru Lebih lama