Aceh Utara,News Citra Aceh – Perubahan besar tidak selalu dimulai dari pembangunan fisik. Terkadang, yang paling berdampak justru datang dari perubahan cara berpikir, sikap, dan perilaku masyarakat. Inilah yang tengah digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB).
Di bawah bimbingan Dinas Pemberdayaan Masyarakat,pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana (DPMPPKB), program Kampung KB di Aceh Utara tidak hanya fokus pada aspek pelayanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Salah satu elemen kuncinya justru terletak pada advokasi dan komunikasi perubahan perilaku masyarakat yang dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan.
Mengubah Perilaku, Menyentuh Kesadaran
Menurut Fuad Mukhtar, S.Sos., M.SM, Kepala Dinas PMPPKB Kabupaten Aceh Utara, keberhasilan Kampung KB sangat bergantung pada kemampuan mengubah perilaku masyarakat—baik dalam hal kesehatan, pola asuh anak, perencanaan keluarga, hingga kesetaraan gender.
“Kita tidak bisa membangun keluarga berkualitas tanpa terlebih dahulu membangun kesadaran masyarakat. Di sinilah peran advokasi dan komunikasi menjadi kunci,” ujar Fuad.
Advokasi dilakukan kepada para pemangku kepentingan—mulai dari kepala desa, tokoh agama, hingga tokoh adat—untuk mengarusutamakan isu keluarga dan menjadikan mereka sebagai agen perubahan di lingkungannya.
Sementara itu, komunikasi perubahan perilaku dijalankan melalui pendekatan-pendekatan edukatif yang disesuaikan dengan konteks sosial budaya setempat: diskusi kelompok, pertunjukan rakyat, penyuluhan berbasis rumah tangga, hingga penggunaan media lokal.
Kampung KB Jadi Wadah Dialog dan Literasi Sosial
Di banyak desa, Kampung KB telah menjadi ruang aman untuk berdialog tentang isu-isu yang sebelumnya dianggap tabu—seperti kesehatan reproduksi remaja, pernikahan anak, kekerasan dalam rumah tangga, hingga perencanaan keluarga.
“Dengan komunikasi yang tepat dan penuh empati, masyarakat mulai terbuka. Mereka tak lagi melihat KB sebagai ancaman, tapi sebagai pilihan. Mereka tak lagi menutup mata terhadap kekerasan domestik, tapi mulai berani bicara,” jelas Fuad.
Program ini juga mendorong peningkatan kapasitas para kader Kampung KB, agar mereka tidak hanya menjadi penyambung informasi, tetapi juga fasilitator perubahan di tingkat rumah tangga. Mereka dibekali keterampilan dalam teknik komunikasi interpersonal, fasilitasi kelompok, dan pemahaman sosial-budaya lokal.
Perubahan Perilaku yang Nyata
Melalui kegiatan advokasi dan komunikasi ini, banyak perubahan positif mulai terlihat. Masyarakat lebih peduli terhadap pola hidup sehat, angka partisipasi KB meningkat, kesadaran akan pentingnya pendidikan anak tumbuh, dan praktik-praktik yang merugikan perempuan serta anak mulai ditinggalkan.
Salah satu contohnya adalah meningkatnya kesadaran pasangan muda tentang pentingnya menunda usia pernikahan dan merencanakan kehamilan. Di beberapa Kampung KB, jumlah pasangan yang berkonsultasi mengenai kontrasepsi modern meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir.
“Ini bukan semata hasil dari program, tapi buah dari komunikasi yang tulus, pendekatan yang manusiawi, dan kehadiran negara yang terasa di tengah masyarakat,” kata Fuad.
Konsistensi dan Kepercayaan
Dalam pelaksanaannya, Kampung KB di Aceh Utara terus menekankan pentingnya konsistensi komunikasi. Membangun kepercayaan masyarakat tidak bisa dilakukan dengan satu-dua kali kunjungan. Dibutuhkan pendekatan terus-menerus yang menghargai kearifan lokal dan melibatkan tokoh-tokoh setempat.
Kampung KB bukan tempat untuk menggurui masyarakat, tapi ruang untuk belajar bersama.
“Yang kita bangun bukan hanya keluarga, tapi juga cara pandang. Ketika pola pikir masyarakat berubah, maka perubahan sosial akan mengikuti dengan sendirinya,” tegas Fuad.
Harapan Tumbuh Bersama Kesadaran
Hingga kini, sudah 852 Kampung KB berdiri di Aceh Utara, menjadi laboratorium sosial di mana perubahan nyata dimulai dari kesadaran warga itu sendiri. Program ini terus berkembang, menjadi harapan baru bagi terwujudnya keluarga-keluarga yang sehat, mandiri, dan berdaya, bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga secara mental dan sosial.
Kampung KB adalah wujud nyata dari pembangunan berbasis hati, yang mengedepankan komunikasi yang membangun, advokasi yang bijak, dan perubahan yang berakar pada kesadaran kolektif.(Adv).