News Citra Aceh

Banjir Landa Kutamakmur: 1.500. Hektar Sawah Terendam, Petani kumpulkan sisa padi

 

( Warga tani Kutamakmur sedang mengumpulkan sisa padi akibat banjir yang melanda kutamakmur )

Aceh Utara, News Citra Aceh – Banjir besar melanda Kecamatan Kutamakmur, Kabupaten Aceh Utara, yang di sebabkan hujan yang berkepanjangan ,  menyebabkan sekitar 1.500 hektar sawah terendam air. Bencana ini menjadi pukulan berat bagi para petani di wilayah tersebut, yang terancam gagal panen dan kehilangan mata pencaharian.

 

Latar Belakang, 

Kecamatan Kutamakmur terdiri dari 39 desa, di mana 38 desa memiliki lahan pertanian. Dari jumlah tersebut, 30 desa mengandalkan persawahan sebagai sumber utama penghidupan, sementara 8 desa lainnya memiliki lahan pertanian dan perkebunan. Kondisi ini menjadikan sektor pertanian sangat vital bagi perekonomian masyarakat Kutamakmur.

 

Menurut M. Ayub (53), petugas penyuluh pertanian kecamatan Kutamakmur, hanya Desa Kede Blang Ara yang tidak memiliki lahan pertanian. "Sebagian besar warga Kutamakmur bergantung pada hasil sawah. Banjir ini jelas sangat memukul kami," ujarnya.

 

Dampak Banjir, Banjir yang melanda Kutamakmur tidak hanya merendam sawah, tetapi juga merusak infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi dan jalan tani. Akibatnya, petani kesulitan untuk mengakses lahan pertanian mereka dan  pada Jumat, 28 November 2025, warga  melakukan upaya penyelamatan padi yang masih bisa dipanen.

 

"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengumpulkan padi yang masih bisa diselamatkan, tetapi hasilnya tidak seberapa. Banyak padi yang sudahBusuk karena terendam air terlalu lama," kata seorang petani sawah  kepada awak media yang menjumpainya di sawah.

 

Selain merendam sawah, banjir juga menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga dan fasilitas umum lainnya. Banyak warga yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena rumah mereka terendam air.

 

Upaya Penanggulangan

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan berupaya menyalurkan bantuan kepada para korban banjir. Namun, bantuan yang diberikan dinilai belum mencukupi untuk mengatasi dampak banjir yang begitu besar.

 

"Kami sangat membutuhkan bantuan, terutama bibit padi untuk musim tanam berikutnya. Kalau tidak ada bantuan bibit, kami tidak tahu bagaimana cara menghidupi keluarga kami," ujar seorang petani.

 

Tantangan dan Harapan,

Banjir di Kutamakmur menjadi pengingat akan kerentanan sektor pertanian terhadap bencana alam. Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan menjadi faktor yang memperburuk kondisi ini.

 

Para petani berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap sektor pertanian dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi risiko bencana alam di masa depan. Selain itu, mereka juga berharap adanya bantuan modal dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka.(Jufri).

Lebih baru Lebih lama